Langsung ke konten utama

Google Perkenalkan Public Data Explorer

Google kembali mengumumkan produk baru di Google Labs, yang mampu mempresentasikan serangkaian data visual berdasarkan data-data penting dari lembaga statistik.

Google Public Data Explorer merupakan pengembangan fitur public data search yang dibuat Google tahun lalu, yang memungkinkan pencarian statistik yang penting dengan cepat.

"Kami memperluas layanan ini dengan mengikutkan informasi dari World Bank, seperti data populasi, untuk setiap wilayah di dunia," kata Jurgen Schwarzker, ahli statistik pada Google Public Data Team, melalui blog resmi perusahaannya.

Google Public Data Explorer, kata Jurgen, berusaha menyajikannya informasi dalam berbagai bentuk, mulai dari grafik garis, batang, peta, serta grafik balon, agar lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

"Visualisasinya dinamik, sehingga bisa dilihat berdasarkan perjalanan waktu, " Jurgen menerangkan.

Saat ini sudah ada sekitar puluhan data statistik yang disediakan oleh Google. 20 data terpopuler, antara lain data perbandingan sekolah, pengangguran, populasi, pajak penjualan, gaji, statistik kejahatan, statistik kesehatan, statistik penyakit, Gross Domestic Product (GDP), dan lain-lain.

Dengan menggandeng World Bank, biro statistik AS , dan biro sensus AS, Google mengklaim akan ada miliaran chart yang bisa dieksplor.

Ke depan Google juga akan bekerja sama dengan OECD, California Department of Education, Eurostat, pusat pengendalian penyakit AS, dan biro analisa ekonomi AS.

"Kami akan sangat senang bila para penyedia data di seluruh dunia mau menyediakan data mereka di internet secara gratis," kata Jurgen.

sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/135041-google_perkenalkan_public_data_explorer

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...