Langsung ke konten utama

Alat Test Kemandulan Untuk Pria


Virginia, Tak hanya perempuan yang bisa mengetahui kesuburannya. Laki-laki pun kini bisa mengukur kesuburannya dengan alat SpermCheck Fertility. Alat yang akan hadir dalam waktu dekat ini di Inggris akan membantu pasangan yang ingin hamil. Jika kedua stripnya negatif, kemungkinan si pria mandul.

Saat ini alat pengukur kualitas sperma itu sedang menjalani proses perizinan oleh Food and Drug Administration (FDA).

Alat tersebut bekerja dengan cara mendeteksi molekul spesifik pada sperma, yaitu molekul antigen yag berada pada permukaan kepala sperma yang disebut dengan SP-10.
Dr John Herr dari University of Virginia in Charlottesville mengatakan bahwa alat itu cocok untuk pasangan yang belum hamil dan punya anak tapi belum siap memeriksakan diri ke dokter dan ingin memeriksanya secara pribadi terlebih dahulu.

Seperti dilansir Dailymail, Minggu (28/2/010), harga alat tersebut cukup terjangkau, yaitu sekitar 25 dolar atau Rp 250 ribu (kurs 10.000/US$), lebih murah daripada menjalani tes spema lengkap untuk mengetahui kesuburan pria.

Dalam journal Human Reproduction, Dr Herr dan timnya yang mengembangkan alat tersebut selama 1 tahun mengatakan bahwa alat SpermCheck Fertility memiliki tingkat keakuratan 96 persen setelah dicobakan pada sekitar 225 partisipan pria.

Asal tahu saja, jumlah sperma normal umumnya adalah 20 juta mililiter atau lebih. Dengan mengukurnya menggunakan alat pengecek kesuburan, seorang pria bisa tahu berapa jumlah rata-rata spermanya, apakah di atas standar itu atau justru di bawahnya.

"Pada dasarnya, alat itu dibuat untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesuburan pria. Jika kedua strip pada alat itu negatif, artinya ada masalah pada spemanya dan ia butuh pertolongan medis," kata Dr Herr.
 
sumber : http://haxims.blogspot.com/2010/03/alat-testing-kemandulan-untuk-pria.html

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...