Langsung ke konten utama

Prediksi Umur Pernikahan Dengan Rumus

Meski pepatah mengatakan jodoh di tangan Tuhan, namun peneliti mencoba memprediksi kapan jodoh itu datang melalui sebuah rumus matematika. Menurut peneliti, usia menikah yang tepat merupakan salah satu faktor yang menentukan bagus atau tidaknya keturunan.

Rumus yang dikembangkan oleh peneliti dan pakar statistik dari University of New South Wales diklaim bisa memprediksi usia ideal kapan seseorang akan atau harusnya menikah. Dengan mengetahui pada usia berapa idealnya seseorang menikah, peneliti berharap setiap orang bisa mempersiapkan dirinya lebih baik lagi menuju pernikahan.

"Menerapkan ilmu matematika untuk memprediksi usia pernikahan memang tidak mudah, banyak faktor yang harus dipertimbangkan di dalamnya. Tapi jika Anda sudah ingin menikah, rumus ini mungkin berguna untuk memantapkan keinginan itu," ujar Prof Tony Dooley dari NSW School of Mathematics and Statistics seperti dilansir Telegraph, Sabtu (13/2/2010).


Persamaan aljabar tersebut menurut para ilmuwan adalah rumus yang bisa menuntun seseorang pada cinta dan kebahagiaan yang sempurna. Meski banyak yang meragukan hal itu namun peneliti mengklaim rumus tersebut memiliki tingkat kesuksesan dan keakuratan sekitar 40 persen.

Peneliti mengembangkan rumus itu setelah melakukan survei dan analisis panjang terhadap beberapa orang. Beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan adalah kemampuan finansial individu, riwayat kesehatan dan faktor genetik.

Beberapa studi sebelumnya menyebutkan bahwa kecocokan antar pasangan bisa ditentukan dari faktor aroma tubuh yang ternyata merupakan cerminan dari genetik seseorang. Studi itu menyimpulkan bahwa seseorang akan lebih tertarik pada orang yang memiliki gen yang berbeda signifikan dengan dirinya sendiri.

"Aroma tubuh sangat mempengaruhi ketertarikan seseorang. Pasangan dengan gen yang berlawanan ternyata adalah pasangan yang ideal dan cocok. Mereka juga cenderung memiliki keturunan yang sehat, kuat dan unggul," tutur Prof Tony.

Namun kali ini peneliti bukan ingin menentukan pasangan ideal, melainkan usia ideal menikah. Berikut langkah-langkah yang telah disederhanakan dari rumus tersebut:

1. Tentukan usia paling tua jika Anda harus menikah (target maksimal menikah), misalnya 39 tahun.
2. Tentukan usia paling muda saat Anda berpikir seorang pacar/kekasih adalah orang yang cocok untuk dijadikan pasangan hidup, misalnya 20 tahun.
3. Kurangi angka tertinggi dengan angka terendah kemudian kalikan dengan 0,368. Misal 39 - 20 X 0,368 = 6,992 (dibulatkan menjadi 7)
4. Tambahkan hasil tadi dengan usia paling rendah saat berpikir punya kekasih (20 tahun).


Jadi, usia ideal Anda menikah adalah 20 + 7= 27 tahun. Rumus yang dibuat peneliti ini memang tidak selamanya tepat, namun setidaknya membantu seseorang untuk bisa mempersiapkan diri menuju pernikahan dan dianggap merupakan usia ideal jika ingin memiliki keturunan yang baik (di luar faktor lingkungan).

Beberapa studi sebelumnya sudah menyebutkan bahwa lebih cepat menikah akan lebih baik bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Menikah di usia tua (35-40 tahun) diketahui meningkatkan risiko penyakit kanker payudara untuk wanita dan kanker prostat untuk pria. Namun menikah terlalu dini (di bawah 17 tahun) juga tidak baik.

sumber : http://jekethek.blogspot.com/2010/02/tahukah-anda-kapan-akan-menikah.html

POPULAR

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...