Langsung ke konten utama

Ini Dia, Selebriti Internet 2010

Majalah Forbes merilis daftar tahunan berisi para pesohor internet. Mereka jadi selebritas bukan karena sering nampang di depan kamera, namun karena pengaruhnya di jagad maya.

Untuk daftar berikut, Forbes melibatkan Google guna mengukur sosok yang paling sering dirujuk di website, Alexa untuk melihat ranking trafik homepage mereka, serta Factiva untuk memantau penyebutan nama di TV atau radio. Kemudian, penghitungan terakhir dilihat dari jumlah follower di Twitter.

Hasil yang didapat, pendiri blog gosip Mario Lavandeira ada di posisi puncak. Situsnya bernama Perez Hilton yang ia juluki sebagai "situs paling dibenci di Hollywood" memang menjadi situs yang kontroversial.

Di nomor dua ada Michael Arrington, pendiri blog teknologi TechCrunch, diikuti Pete Cashmore (24), si empunya Mashable. Sedang duo co-Founder Twitter, Evan Williams-Biz Stone menyusul di posisi keempat.

Di posisi bontot sendiri ada Shane Dawson (21) yang nge-hits di YouTube dengan video-video parodinya, termasuk parodi film Twilight yang menuai lebih dari lima juta pengunjung.

Dan inilah 10 besar dari 25 selebriti internet yang dihimpun Forbes dan dikutip detikINET, Jumat (5/2/2010):

1. Perez Hilton
2. Michael Arrington
3. Pete Cashmore
4. Evan Williams &; Biz Stone
5. Kevin Rose
6. Guy Kawasaki
7. Heather "Dooce" Armstrong
8. Tila "Tequila" Nguyen
9. Gary Vaynerchuk
10. Cory Doctorow

Kalau di Indonesia, kira-kira siapa ya yang paling cocok kita nobatkan jadi selebriti internet?

sumber : http://id.news.yahoo.com/dtik/20100205/ttc-ini-dia-selebriti-internet2010-f0a1c5d.html

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...