Langsung ke konten utama

Facebook Dan Permasalahan Remaja

Postingan kali bukan mebahas tips atau trik, melainkan membahas tentang fenomena facebook yang akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian publik. Sudah banyak kita ketahui di media beberapa gadis remaja menghilang karena menemui teman yang dikenal lewat facebook. Beberapa diantaranya sudah ditemukan. Ada yang menghilang karena diculik setelah bertemu, ada juga yang memang dengan sendirinya mengikuti sang pria yang dikenal lewat facebook. Dan yang sangat disesalkan adalah kebanyakan dari mereka telah melakukan suatu hubungan yang seharusnya tidak mereka lakukan.


Apapun alasannya, menjalin hubungan layaknya suami istri adalah hal yang tidak bisa dibenarkan. Apalagi dengan seseorang yang baru dikenal dan perkenalannya pun dari dunia maya. Sering kali kasus dari facebook adalah penipuan. Gadis yang masih remaja atau ABG adalah masa dimana seseorang mencari jati diri dan masih belum mempunyai pendirian tetap. Hal inilah yang akan dimanfaatkan oleh laki-laki yang kurang baik. Salah satu kasus hilangnya ABG dari perkenalan facebook adalah karena diculik setelah terbujuk rayuan melalui komunikasi dunia maya.

Namun yang menjadi permasalahan adalah siapa yang salah? Apakah facebook bersalah karena telah mengakibatkan beberapa gadis remaja diculik? Atau sang gadislah yang salah karena mudah terbujuk oleh rayuan? Sempat dulu MUI memberikan fatwa haram bagi facebook berdasarkan penilaian facebook sebagai ajang pornografi. hhmmm, perlukah fatwa haram ini dilontarkan? Atau jangan-jangan nantinya akan ada lagi fatwa haram dengan alasan menjadi biang kerok hilangnya beberapa gadis remaja?

Hanya bermaksud memberikan pemahaman menurut paham saya sendiri dan tidak bermaksud melecehkan siapapun. Semuanya bisa beropini seperti halnya MUI ataupun saya. Kalau menurut saya sendiri, facebook adalah benda mati. Dan benda mati tidak akan bisa berguna apa-apa jika tidak ada yang menjalankannya. Seperti halnya pisau. Jika digunakan untuk memasak, memotong dll merupakan hal yang berguna. Tapi jika pisau ditangan penjahat, maka akan digunakan untuk membunuh, merampok dll yang tidak baik. Maka apa kita harus mengharamkan atau menyalahkan pisau? Atau pistol dan senjata lainnya yang berguna bagi yang lain dan akan disalahgunakan jika orang lain yang memakai, apakah juga disalahkan pistolnya?

Begitu juga dengan facebook, apakah facebook salah karena sebagai ajang pornografi dan juga menyebabkan beberapa gadis menghilang? Perlu di ingat, tujuan pembuatan facebook adalah sebagai situs jejaring sosial. Itu artinya sebagai alat kita untuk mencari dan menambah teman. Bisa juga sebagai alat komunikasi bagi mereka yang mempuyai saudara jauh. Bermanfaat bukan? Lalu bagaimana dengan kasus-kasus dari facebook? Semua kembali kepada kita. Ingat, facebook benda mati. Semua tergantung siapa pemakainya. Jika pemakainya orang-orang baik seperti saya :p maka akan sangat berguna sekali. Jika pemakainya adalah penjahat, maka kita sendiri yang harus berhati-hati. Facebook tidak salah dan tidak bisa disalahkan.

Silahkan kalau ada pendapat lain yang berbeda. Karena ini sebagai ajang diskusi terutama bagi blogger yang sudah saya kenal.

Oleh Romen (http://feedproxy.google.com/~r/RoomenBlog/~3/FaQs4l7u0ho/facebook-dan-permasalahan-remaja.html)

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...