Langsung ke konten utama

Buzz Di Hujat, Google Sematkan Fitur Baru

Baru kemarin diluncurkan, Google Buzz sudah menuai protes. Beberapa pengguna internet khawatir Google Buzz tidak dapat mempedulikan masalah privasi pengguna.

Dalam isu yang dilontarkan oleh Silicon Alley Insider, Google Buzz diprediksi akan menampilkan seluruh kontak milik pengguna, baik kontak yang ada dalam email maupun layanan instant messaging. Buzz akan secara otomatis mulai mem-follow kontak-kontak yang ada dan akan menampilkan daftar tersebut ke publik. Artinya, orang asing pun dapat melihat alamat kontak yang telah dihubungi oleh pengguna BUzz.

"Bayangkan jika ternyata anda bisa menemukan dengan siapa suami anda chatting selama ini. Atau dengan Google Buzz, bisa jadi bos anda akan bisa menemukan alamat email pejabat di perusahaan rival," ujar pihak SAI.

Sayangnya, pihak Google belum memberikan komentar terkait isu ini. Namun yang jelas, dalam peluncuran perdananya, Google telah mengumumkan adanya fitur-fitur untuk menangkal penyalahgunaan privasi pengguna Buzz oleh orang lain.

Salah satunya adalah komitmen Google untuk mempublikasikan profil pengguna Buzz sesuai dengan ijin si empunya. Jadi, kebanyakan informasi pengguna Gmail tidak dipublikasikan secara langsung. Bahkan, pengguna dapat mengaktifkan fitur 'unfollow' sehingga mereka tidak akan terkoneksi dengan orang-orang yang tidak diinginkan.

Namun Pihak Google sendiri tak hanya berpangku tangan menghadapi masalah ini, Beberapa fitur baru terkait privasi akhirnya disematkan pihak Google di Google Buzz, Oleh karena itu, dilansir melalui blog resmi Gmail, Jumat (12/2/2010), Google memberikan tambahan beberapa fitur untuk melindungi privasi pengguna.

Beberapa di antaranya adalah opsi untuk tidak mempublikasikan para follower, maupun orang yang difollow dalam profil pengguna. Selain itu, Google juga memungkinkan pengguna Buzz untuk memblokir anggota Buzz lain yang tidak diharapkan.

Tidak hanya dua fitur tadi, dalam layanan Buzz, pengguna juga dimungkinkan untuk memisahkan follower yang tidak memiliki data lengkap mengenai profil mereka sendiri.

"Kami mendesain Buzz untuk memudahkan pengguna internet berinteraksi satu dengan yang lainnya, bahkan memungkinkan mereka untuk berdiskusi tentang hal apapun. Layanan ini memang sangat baru dan kami memiliki daftar panjang untuk menambahkan fitur canggih lainnya di Buzz. Kami menunggu saran dan kritik untuk menjadi dasar bagi kami melanjutkan pengalaman yang menarik dalam menggunakan Buzz," ujar pihak Google dalam postingan di blog resmi Gmail tersebut.

Dua hari sejak diluncurkan, Tidak kurang dari 10 juta orang di dunia berbondong-bondong mengecek Google Buzz dan menciptakan 9 juta postingan dan komen. Bahkan dalam kurun waktu tersebut, terdeteksi ada 200 juta post per menit yang dikirim puluhan juta para pengguna internet di seluruh dunia ini melalui ponsel.

sumber : http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/computer-it/17167-buzz-di-hujat-google-sematkan-fitur-baru.html

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...