Langsung ke konten utama

5 Potential Negative Effects of Your Social Media Obsession

Blogs. Twitter profiles. Facebook fan pages. These are just a few of the sources of our growing social media obsession. Every day, more and more businesses are jumping on the social media bandwagon with high hopes of engaging consumers and getting more sales.

And while I’m certainly a proponent of socializing your brand, there is a dark side to this obsession, and it can have some nasty effects.

1. Turning customers off with your personal beliefs - In an attempt to show customers your human side, you run the risk of alienating or offending them with your opinions and beliefs. This is especially true if you decide to discuss politics or religion. A simple Tweet talking about your support for a certain candidate or a policy can upset some of your customers and cause them to boycott your business. That’s why I recommend staying away from sensitive issues whenever possible.


2. Overlooking the importance of print - Sure, the number of people who get their information from blogs and social networks is constantly increasing. However, that doesn’t mean you should write off the print media altogether. Coverage in a major newspaper or magazine can still provide some great results for your company, so be careful not to get overly obsessed with the novelty of social media.

3. Decreasing your productivity - One of the biggest dangers of social media is that it can quickly transform from a powerful marketing tool into a huge time waster. You need to make sure you outline social media goals and a plan for how you’re going to reach them. Once you have a plan in place, make sure all of your social media activities are in line with this plan so you don’t end up wasting hours doing nothing.

4. Worsening your customer service - Ideally, social media can improve your customer service. JetBlue, H&R Block, and Comcast are just a few examples of companies who’ve been successful using Twitter for light customer service tasks. However, if your business plans to do the same, you need to be careful. Make sure your employees are well-trained on how to provide customer service through Twitter, and be sure they understand how to not cross the line of being too informal (a huge danger with social media).

5. Burning yourself out too early - If I’ve seen it once, I’ve seen it a thousand times. A key decision maker at a company hears about this “hot social media thing”, and decides his company needs to start blogging and Tweeting. They blindly jump in with no plan, and blog and Tweet furiously for a few weeks. Of course, they don’t get any results because: 1) They don’t have a plan and 2) they don’t really know much about social media marketing. As a result, they get burnt out, proclaiming social media to be an overhyped waste of time. The reality is they never gave themselves a chance for it to work.

source : http://www.ereleases.com/prfuel/social-media-obsession/

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...