Langsung ke konten utama

Teknologi Internet Masa Depan 2020


Dari hari kehari perkembangan yang sangat cepat terus dan terus mengalir dalam dunia teknologi khususnya internet. Jika kita flashback ke dunia teknologi internet beberapa tahun yang lalu, tentu sangatlah berbeda dengan apa yang kita rasakan saat ini. Dan hal ini tentu juga akan terjadi dimasa yang akan datang.
Lalu bagaimanakah para ahli memperkirakan mengenai Teknologi masa depan ?? berikut ini adalah rangkuman pendapat para pengamat profesional IT mengenai perkembangan teknologi internet masa depan pada tahun 2020 yang akan datang :
  1.  Banyak orang akan menggunakan internet. Peningkatan pertumbuhan secara besar-besaran sehingga Internet memiliki tempat tersendiri bagi kehidupan manusia.
  2. Internet akan meningkat di negara berkembang. Berikut ini adalah beberapa perkiraan mengenai pertumbuhan internet di beberapa benua ; Afrika (6,8 persen), Asia (19,4 persen) dan Timur Tengah (28,3 persen). Sebaliknya, Amerika Utara memiliki tingkat penetrasi 74,2 persen.
  3. Trend ini internet pada tahun 2020 tidak hanya akan menjangkau lebih banyak lokasi terpencil di seluruh dunia, tetapi juga akan mendukung lebih banyak bahasa dan skrip non-ASCII.
  4. Internet akan menjadi jaringan hal, bukan komputer. Pada tahun 2020, itu jumlah net-sensor akan terhubung beberapa kali lipat lebih besar dari jumlah pengguna.
  5. Data Internet akan mencapai exabyte, mungkin zettabytes. 
Keempat point diatas merupakan perkembangan besar yang akan dirasakan untuk beberapa tahun mendatang, hingga mencapai puncaknya pada tahun 2020 nanti. Begitu banyak perkembangan Teknologi Internet Masa depan yang akan terjadi bahkan diluar dari yang diperkirakan diatas

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...