Rasanya sudah banyak ibu yang paham bahwa air susu ibu alias ASI merupakan makanan yang sempurna bagi bayi. Kebahagiaan dan kebanggaan tidak terkira dirasakan ibu jika berhasil menyusui bayinya, terutama pada anak pertama.
Namun bagi sebagian ibu memberi ASI ternyata tak sesederhana yang dibayangkan. Tidak semua ibu beruntung ASI-nya langsung keluar setelah melahirkan. Bahkan, pada ibu yang baru pertama kali memiliki anak seringkali ASI baru keluar dua hingga tiga hari pasca persalinan. Dalam masa itu, terpaksa bayi diberi susu formula karena khawatir bayi kelaparan.
"ASI yang tak langsung keluar setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Karena itu ibu harus memancing, misalnya dengan melakukan pemijatan, membersihkan puting, serta sering-sering menyusui bayi meski ASI belum keluar," kata dr.Tejowati Putri dari Jakarta Breastfeeding Center (JBFC).
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Acta Obstetricia and Gynacologica Scandinavica baru-baru ini menyebutkan tingginya kadar hormon testosteron selama kehamilan bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian ASI.
Menurut dokter Putri, pada sebagian ibu mungkin saja terjadi kesulitan pengeluaran ASI, namun ia menyatakan lebih banyak ibu yang terpengaruh mitos sehingga tak yakin bisa memberikan ASI. "Banyak sedikitnya ASI yang diproduksi ibu sangat tergantung dari kondisi emosi dan motivasi ibu," katanya.
Menyusui sebenarnya adalah suatu proses yang terjadi secara alami. Jadi, jarang sekali ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya. Meski begitu, menyusui juga perlu dipelajari, terutama oleh ibu yang baru pertama kali memiliki anak agar tahu cara menyusui yang benar.
Kualitas dan kuantitas produksi ASI juga perlu dijaga agar perkembangan fisik dan mental bayi bisa optimal. Caranya, antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi, minum cukup cairan, cukup istirahat dan sering menyusui, serta memijat payudara.
Peluang memberikan ASI pada hari-hari awal kehidupan bayi juga bisa ditingkatkan dengan proses inisiasi menyusu dini. Pada proses ini bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Jika perlu, ibu boleh mendekatkan bayi pada puting.
Sentuhan dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting untuk menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plaenta dan mengurangi perdarahan pada ibu. Sentuhan itu juga merangsang hormon lain yang membuat ibu jadi tenang, relaks dan mencintai bayi, serta merangsang pengaliran ASI dari payudara.
sumber : http://winardi-andalas-putro.blogspot.com/2010/01/mengapa-asi-tak-langsung-keluar.html
Namun bagi sebagian ibu memberi ASI ternyata tak sesederhana yang dibayangkan. Tidak semua ibu beruntung ASI-nya langsung keluar setelah melahirkan. Bahkan, pada ibu yang baru pertama kali memiliki anak seringkali ASI baru keluar dua hingga tiga hari pasca persalinan. Dalam masa itu, terpaksa bayi diberi susu formula karena khawatir bayi kelaparan.
"ASI yang tak langsung keluar setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Karena itu ibu harus memancing, misalnya dengan melakukan pemijatan, membersihkan puting, serta sering-sering menyusui bayi meski ASI belum keluar," kata dr.Tejowati Putri dari Jakarta Breastfeeding Center (JBFC).
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Acta Obstetricia and Gynacologica Scandinavica baru-baru ini menyebutkan tingginya kadar hormon testosteron selama kehamilan bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian ASI.
Menurut dokter Putri, pada sebagian ibu mungkin saja terjadi kesulitan pengeluaran ASI, namun ia menyatakan lebih banyak ibu yang terpengaruh mitos sehingga tak yakin bisa memberikan ASI. "Banyak sedikitnya ASI yang diproduksi ibu sangat tergantung dari kondisi emosi dan motivasi ibu," katanya.
Menyusui sebenarnya adalah suatu proses yang terjadi secara alami. Jadi, jarang sekali ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya. Meski begitu, menyusui juga perlu dipelajari, terutama oleh ibu yang baru pertama kali memiliki anak agar tahu cara menyusui yang benar.
Kualitas dan kuantitas produksi ASI juga perlu dijaga agar perkembangan fisik dan mental bayi bisa optimal. Caranya, antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi, minum cukup cairan, cukup istirahat dan sering menyusui, serta memijat payudara.
Peluang memberikan ASI pada hari-hari awal kehidupan bayi juga bisa ditingkatkan dengan proses inisiasi menyusu dini. Pada proses ini bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Jika perlu, ibu boleh mendekatkan bayi pada puting.
Sentuhan dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting untuk menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plaenta dan mengurangi perdarahan pada ibu. Sentuhan itu juga merangsang hormon lain yang membuat ibu jadi tenang, relaks dan mencintai bayi, serta merangsang pengaliran ASI dari payudara.
sumber : http://winardi-andalas-putro.blogspot.com/2010/01/mengapa-asi-tak-langsung-keluar.html