Langsung ke konten utama

Manfaat Bercinta Dua Kali Seminggu


Berhubungan intim dengan pasangan ternyata tak hanya memberikan kepuasan seksual. Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkap bahwa berhubungan intim memiliki manfaat positif terhadap kesehatan jantung pria.

Seperti dikutip dari laman The Telegraph, pria yang melakukan hubungan seksual dua kali seminggu memiliki risiko penyakit jantung 45 persen lebih kecil, dibandingkan pria yang hanya melakukannya sekali dalam seminggu atau kurang dari itu.

Penelitian dilakukan oleh para pakar di Massachusetts terhadap 1.000 pria dewasa sejak 1987. Penelitian dilakukan dengan mendata frekuensi bercinta mereka secara periodik. Pendataan frekuensi bercinta selalu disertai dengan hasil tes kesehatan jantung.


Selama 16 tahun, para peneliti mempelajari hubungan frekuensi bercinta dengan kondisi kesehatan jantung. Tentunya, dilakukan tanpa mengabaikan faktor penting lain yang mempengaruhi kesehatan jantung, seperti berat badan, usia, tekanan darah, dan kadar kolestrol.

Para peneliti memaparkan bahwa 'bercinta' memadukan fisik dan emosi untuk mencapai orgasme. Aktivitas itulah yang kemudian mendorong pelepasan hormon endorfin, yang bekerja mencegah stres. Tanpa stres, seseorang akan memiliki kondisi jantung yang lebih baik.

Dalam sejumlah penelitian, stres memicu semburan adrenalin dan zat katekolamin yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah serta peningkatan denyut jantung. Kondisi ini memicu gangguan suplai darah ke jantung. Studi yang dipaparkan Archives of Internal Medicine menyebut bahwa penderita stres memiliki risiko terserang penyakit jantung sebanyak 34 persen.

Para peneliti kemudian berkesimpulan bahwa kenikmatan yang dihasilkan saat berhubungan seksual dapat membuat seseorang lebih sehat. Tak hanya memperkecil risiko terserang penyakit jantung, bercinta juga bermanfaat menekan gangguan tubuh akibat hormon stres.

sumber : http://id.news.yahoo.com/viva/20100125/tls-manfaat-bercinta-dua-kali-seminggu-34dae5e.html

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...