Menyimpan uang di mana pun bisa berisiko, termasuk di bank. Pada banyak kasus, siasat kriminal berteknologi canggih terbukti berhasil membobol tabungan nasabah. Dengan kamera tersembunyi ataupun sensor mini mereka dapat mengintai kartu magnetis dan nomor PIN. Menangkal aksi itu, antara lain, dengan memakai kartu cip.
Beberapa hari lalu, akibat ”pengintaian” di mesin anjungan tunai mandiri (automated teller machine/ATM) milik sebuah bank terkemuka di Indonesia, para nasabah yang jadi korban menanggung kerugian total Rp 5 miliar. Menurut laporan pihak Kepolisian Negara RI, Sabtu (23/1/2010), ditemukan 264.000 personal identification number (PIN) milik nasabah yang direkam para pelaku.
Polri menyimpulkan, ada empat modus pembobolan dana nasabah lewat ATM itu, yaitu pencurian data dari kartu lewat skimmer dan mengintip nomor PIN lewat kamera. Modus kedua, menahan kartu di dalam ATM dengan cara tertentu lalu menempeli mesin ATM dengan stiker palsu yang berisi nomor layanan nasabah yang bisa dihubungi. Nasabah yang kartunya tertahan di ATM itu lalu menghubungi nomor palsu tersebut. Pelaku yang dihubungi kemudian akan meminta data dan nomor PIN sang korban.
Modus ketiga, juga menggunakan stiker palsu layanan nasabah, tetapi penahanan kartu di ATM menggunakan alat penjepit agar kartu tidak keluar. Modus keempat, pelaku hanya mencuri data dan mengintip PIN kemudian dijual kepada pelaku lain seharga Rp 1 juta per data.
Pengintaian data PIN dan data pada kartu magnetik sulit ditangkal karena kini ada satu paket skimmer yang terdiri dari pembaca input data dari keypad, skimmer, dan kamera mini tersembunyi. Alat itu telah dijual di pasaran luar negeri.
Menangkal aksi kejahatan kerah putih dengan skimmer ini, Kepala Bidang Sistem Elektronika Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Mohammad Mustafa Sarinanto menyarankan agar perbankan di Indonesia mulai beralih pada kartu cip—tidak lagi menggunakan kartu magnetik. Hal ini sebenarnya telah dikemukakan Bank Indonesia.
Menurut dia, selama ini sebenarnya telah ada beberapa jenis ATM yang dilengkapi dengan sistem pembaca kartu cip. Namun, saat ini pihak bank tidak mengoperasikan karena belum menyediakan layanan transaksi dengan kartu cip.
Sistem pengamanan
Dibandingkan kartu magnetik, kartu cip yang disebut juga dengan kartu pintar atau smart card memiliki fungsi pengamanannya —berupa sistem enkripsi atau pengacak yang berlapis, terutama untuk hal yang berkaitan dengan uang dan akses penting lainnya.
Pada pemasukan nomor kode pengguna, bila salah memasukkan angka sampai dua kali, sistem kemudian akan mengunci alias tidak menerima masukan informasi lagi. Adapun kartu magnetik yang berkapasitas terbatas hanya memuat deretan kode, seperti kode balok. Data itu relatif mudah ”ditebak”.
Selain penerapan PIN dengan tingkat keamanan tinggi, kartu cip ini juga luwes dalam penggunaan data biometrik, seperti sidik jari. Kelebihan lain, data dalam kartu ini dapat diperbarui dan dengan sistem pengacak informasi di dalamnya tidak dapat disadap atau dicuri.
Kartu cerdas
Kartu cip kini telah digunakan di dunia untuk berbagai keperluan pembayaran dan akses elektronis. Di Indonesia kartu ini sebenarnya sudah diperkenalkan 20 tahun lalu. Namun, aplikasinya hingga kini masih terbatas di perbankan.
Dilihat dari bentuknya, kartu ini hampir tidak ada bedanya dengan kartu-kartu sakti lainnya, seperti kartu kredit atau kartu ATM . Namun, kalau diteliti lebih cermat, kartu cip ini lebih gemuk beberapa mikron.
Ketebalan ini karena pada kartu pintar itu tertanam ”otak yang berupa cip ukuran satu sentimeter persegi di bagian kiri-tengah, yang belum dapat dibuat lebih gepeng dari 0,76 mm seperti kartu lainnya. Dengan adanya cip itu harganya menjadi puluhan kali lebih mahal dibandingkan kartu magnetik biasa.
Namun, kemahalannya itu sepadan dengan nilai tambah tinggi yang dihasilkan cip sebagai pemroses mikro untuk menyimpan dan mengolah data. Dari pemroses berkemampuan EEPROM (electrically erasable programmable read only memory) 2 kilobyte, beberapa manfaat dapat diperoleh.
Kepintarannya menyimpan dan mengolah data memungkinkan pengolahan transaksi dilakukan secara langsung (online) maupun tidak langsung (offline). Kartu ini dapat digunakan sebagai tabungan elektronik, dompet elektronik, cek wisata elektronik, dan kartu debet-kredit. Untuk kemudahan dan keamanan jual-beli barang, kartu pintar juga dipakai untuk kartu diskon dan kartu promosi.
Di hotel, kartu ini dapat digunakan untuk transaksi di lingkungan hotel, kartu identitas dan kunci kamar, kartu akses untuk fasilitas di hotel, seperti minibar, kelab, dan tempat menyimpan benda berharga. Di perkantoran, kartu pintar dapat dipakai secara efisien sebagai kartu identitas pegawai untuk mengakses daerah terbatas di lingkungan perkantoran atau industri.
Rumah sakit pun telah memanfaatkan kelebihan kartu ini untuk kartu pasien yang menyimpan data pasien, catatan kartu ini juga berfungsi sebagai asuransi kesehatan. Sektor transportasi pun menggunakannya untuk mengumpulkan jumlah jarak perjalanan bagi penumpang pesawat terbang dalam Frequent Flyer’s Program, untuk boarding pass, alat pembayaran fiskal, pajak bandara, transaksi di lingkungan bandara dan di pesawat. Kartu pintar ini juga masuk di pintu gerbang tol.
Kartu identitas penduduk
Meskipun berpotensi digunakan untuk beragam tujuan, selama ini kartu cip di Indonesia terbatas digunakan pada kartu kredit. Tapi tahun lalu mulai dirintis penggunaannya pada kartu tanda penduduk). Uji cobanya, kata Husni Fahmi, pakar teknologi informasi dari BPPT, dilakukan di 5 kota, yaitu Padang, Cirebon, Yogyakarta, Makassar, Denpasar, dan Kabupaten Jembrana.
”Tahun ini seluruh penduduk di enam wilayah itu telah memiliki KTP kartu cip. Targetnya tahun 2012 penduduk seluruh Indonesia sudah ber-KTP baru itu,” ujarnya.
Penggunaan kartu cip pada tahap pertama, yaitu hingga lima tahun mendatang hanya ditujukan untuk KTP saja, yaitu untuk menghindari KTP ganda. Selain itu, KTP juga menjadi pengganti kartu pemilih untuk pemilihan umum mendatang, yang akan menerapkan electronic voting.
Pada tahap selanjutnya, kartu itu akan berfungsi multiguna, misalnya dipadukan dengan SIM, kartu rumah sakit, dan asuransi. Dalam hal ini daerah yang menggunakan kartu cip sebagai kartu identitas multiguna adalah Jembrana. Kapasitas memori kartu cip di Jembrana semula 16 kilobyte, tetapi diturunkan menjadi 4 kb, sama dengan daerah lain di Indonesia.
sumber : http://id.news.yahoo.com/kmps/20100128/ttc-lebih-aman-pakai-kartu-cip-566ebb2.html
Beberapa hari lalu, akibat ”pengintaian” di mesin anjungan tunai mandiri (automated teller machine/ATM) milik sebuah bank terkemuka di Indonesia, para nasabah yang jadi korban menanggung kerugian total Rp 5 miliar. Menurut laporan pihak Kepolisian Negara RI, Sabtu (23/1/2010), ditemukan 264.000 personal identification number (PIN) milik nasabah yang direkam para pelaku.
Polri menyimpulkan, ada empat modus pembobolan dana nasabah lewat ATM itu, yaitu pencurian data dari kartu lewat skimmer dan mengintip nomor PIN lewat kamera. Modus kedua, menahan kartu di dalam ATM dengan cara tertentu lalu menempeli mesin ATM dengan stiker palsu yang berisi nomor layanan nasabah yang bisa dihubungi. Nasabah yang kartunya tertahan di ATM itu lalu menghubungi nomor palsu tersebut. Pelaku yang dihubungi kemudian akan meminta data dan nomor PIN sang korban.
Modus ketiga, juga menggunakan stiker palsu layanan nasabah, tetapi penahanan kartu di ATM menggunakan alat penjepit agar kartu tidak keluar. Modus keempat, pelaku hanya mencuri data dan mengintip PIN kemudian dijual kepada pelaku lain seharga Rp 1 juta per data.
Pengintaian data PIN dan data pada kartu magnetik sulit ditangkal karena kini ada satu paket skimmer yang terdiri dari pembaca input data dari keypad, skimmer, dan kamera mini tersembunyi. Alat itu telah dijual di pasaran luar negeri.
Menangkal aksi kejahatan kerah putih dengan skimmer ini, Kepala Bidang Sistem Elektronika Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Mohammad Mustafa Sarinanto menyarankan agar perbankan di Indonesia mulai beralih pada kartu cip—tidak lagi menggunakan kartu magnetik. Hal ini sebenarnya telah dikemukakan Bank Indonesia.
Menurut dia, selama ini sebenarnya telah ada beberapa jenis ATM yang dilengkapi dengan sistem pembaca kartu cip. Namun, saat ini pihak bank tidak mengoperasikan karena belum menyediakan layanan transaksi dengan kartu cip.
Sistem pengamanan
Dibandingkan kartu magnetik, kartu cip yang disebut juga dengan kartu pintar atau smart card memiliki fungsi pengamanannya —berupa sistem enkripsi atau pengacak yang berlapis, terutama untuk hal yang berkaitan dengan uang dan akses penting lainnya.
Pada pemasukan nomor kode pengguna, bila salah memasukkan angka sampai dua kali, sistem kemudian akan mengunci alias tidak menerima masukan informasi lagi. Adapun kartu magnetik yang berkapasitas terbatas hanya memuat deretan kode, seperti kode balok. Data itu relatif mudah ”ditebak”.
Selain penerapan PIN dengan tingkat keamanan tinggi, kartu cip ini juga luwes dalam penggunaan data biometrik, seperti sidik jari. Kelebihan lain, data dalam kartu ini dapat diperbarui dan dengan sistem pengacak informasi di dalamnya tidak dapat disadap atau dicuri.
Kartu cerdas
Kartu cip kini telah digunakan di dunia untuk berbagai keperluan pembayaran dan akses elektronis. Di Indonesia kartu ini sebenarnya sudah diperkenalkan 20 tahun lalu. Namun, aplikasinya hingga kini masih terbatas di perbankan.
Dilihat dari bentuknya, kartu ini hampir tidak ada bedanya dengan kartu-kartu sakti lainnya, seperti kartu kredit atau kartu ATM . Namun, kalau diteliti lebih cermat, kartu cip ini lebih gemuk beberapa mikron.
Ketebalan ini karena pada kartu pintar itu tertanam ”otak yang berupa cip ukuran satu sentimeter persegi di bagian kiri-tengah, yang belum dapat dibuat lebih gepeng dari 0,76 mm seperti kartu lainnya. Dengan adanya cip itu harganya menjadi puluhan kali lebih mahal dibandingkan kartu magnetik biasa.
Namun, kemahalannya itu sepadan dengan nilai tambah tinggi yang dihasilkan cip sebagai pemroses mikro untuk menyimpan dan mengolah data. Dari pemroses berkemampuan EEPROM (electrically erasable programmable read only memory) 2 kilobyte, beberapa manfaat dapat diperoleh.
Kepintarannya menyimpan dan mengolah data memungkinkan pengolahan transaksi dilakukan secara langsung (online) maupun tidak langsung (offline). Kartu ini dapat digunakan sebagai tabungan elektronik, dompet elektronik, cek wisata elektronik, dan kartu debet-kredit. Untuk kemudahan dan keamanan jual-beli barang, kartu pintar juga dipakai untuk kartu diskon dan kartu promosi.
Di hotel, kartu ini dapat digunakan untuk transaksi di lingkungan hotel, kartu identitas dan kunci kamar, kartu akses untuk fasilitas di hotel, seperti minibar, kelab, dan tempat menyimpan benda berharga. Di perkantoran, kartu pintar dapat dipakai secara efisien sebagai kartu identitas pegawai untuk mengakses daerah terbatas di lingkungan perkantoran atau industri.
Rumah sakit pun telah memanfaatkan kelebihan kartu ini untuk kartu pasien yang menyimpan data pasien, catatan kartu ini juga berfungsi sebagai asuransi kesehatan. Sektor transportasi pun menggunakannya untuk mengumpulkan jumlah jarak perjalanan bagi penumpang pesawat terbang dalam Frequent Flyer’s Program, untuk boarding pass, alat pembayaran fiskal, pajak bandara, transaksi di lingkungan bandara dan di pesawat. Kartu pintar ini juga masuk di pintu gerbang tol.
Kartu identitas penduduk
Meskipun berpotensi digunakan untuk beragam tujuan, selama ini kartu cip di Indonesia terbatas digunakan pada kartu kredit. Tapi tahun lalu mulai dirintis penggunaannya pada kartu tanda penduduk). Uji cobanya, kata Husni Fahmi, pakar teknologi informasi dari BPPT, dilakukan di 5 kota, yaitu Padang, Cirebon, Yogyakarta, Makassar, Denpasar, dan Kabupaten Jembrana.
”Tahun ini seluruh penduduk di enam wilayah itu telah memiliki KTP kartu cip. Targetnya tahun 2012 penduduk seluruh Indonesia sudah ber-KTP baru itu,” ujarnya.
Penggunaan kartu cip pada tahap pertama, yaitu hingga lima tahun mendatang hanya ditujukan untuk KTP saja, yaitu untuk menghindari KTP ganda. Selain itu, KTP juga menjadi pengganti kartu pemilih untuk pemilihan umum mendatang, yang akan menerapkan electronic voting.
Pada tahap selanjutnya, kartu itu akan berfungsi multiguna, misalnya dipadukan dengan SIM, kartu rumah sakit, dan asuransi. Dalam hal ini daerah yang menggunakan kartu cip sebagai kartu identitas multiguna adalah Jembrana. Kapasitas memori kartu cip di Jembrana semula 16 kilobyte, tetapi diturunkan menjadi 4 kb, sama dengan daerah lain di Indonesia.
sumber : http://id.news.yahoo.com/kmps/20100128/ttc-lebih-aman-pakai-kartu-cip-566ebb2.html