Langsung ke konten utama

Kakek Tewas di Pelukan PSK


Meski usianya sudah renta, tapi nafsu seks Mistar (58), warga Desa Wonoayu RT 2 RW 4 Wonoayu, Kecamatan Wonoayu pudar. Sayangnya, dia kalah sebelum bertanding dengan PSK di lokalikasi liar Pasar Sapi Krian.

Kakek ini tewas dalam pelukan Dimah (45), salah satu PSK lokalisasi liar Pasar Krian, Jumat (22/1/2010) dini hari. Penyebab tewasnya korban diduga karena serangan jantung.

Informasi yang diperoleh, Mistar mengunjungi lokalisasi liar di Pasar Sapi Krian. Setelah memilih Munik, dia kemudian mengajaknya kencan.

Keduanya kemudian masuk ke dalam wisma untuk melampiaskan hasrat seksnya. Korban kemudian melepas celana dalamnya untuk bertanding. Namun, tiba-tiba korban jatuh ke lantai.

Melihat kejadian itu, Dimah menjerit keras yang membuat warga di sekitar lokalisasi itu berhamburan keluar. Korban yang terjerembab ke lantai belum diketahui apakah sudah tewas atau tidak, karena lampu di wisma itu remang-remang.

"Saat ditolong oleh warga, korban sudah meninggal dunia. Kejadian ini selanjutnya dilaporkan ke Polsek Krian," ujar salah satu warga sekitar Pasar Sapi Krian.

Kapolsek Krian AKP Syamsul Hadi mengatakan polisi tidak menemukan tanda kekerasan dalam jasad korban. Korban kemudian dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk diotopsi. Sedangkan Dimah, diperiksa Polisi juga memerika Dimah sebagai saksi.
sumber : http://news.okezone.com/read/2010/01/22/340/296857/ya-tuhan-kakek-tewas-di-pelukan-psk

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...