Serangan yang ditujukan ke penyedia server DNS melumpuhkan beberapa perusahaan e-commerce besar. Serangan itu terjadi saat menjelang Natal yang krusial.
Neustar, perusahaan yang menyediakan layanan DNS, UltraDNS mengkonfirmasi adanya serangan yang mengambil alih situs dan membuat layanan menjadi lambat.
Perwakilan perusahaan mangatakan, serangan itu memang ditujukan langsung ke fasilitas Neustar di Palo Alto dan San Jose, California.
Wakil Presiden bidang komunikasi korporat Neustar Allen Goldberg membenarkan terjadi serangan dan servernya mati.
Goldberg mengatakan bahwa perusahaan menerima sejumlah besar gangguan antrian secara tidak proporsional ke sistem, dan perusahaan menganalisa hal tersebut sebagai serangan.
Neustar melakukan respon dan mengatasi masalah dalam waktu satu jam. Respon yang dilakukan terbatas pada masalah yang terjadi hanya di bagian utara California.
“Belasan situs yang lebih kecil dan mengandalkan ke Amazon untuk layanan web-hosting juga terpengaruh serangan tersebut. Layanan Amazon S3 dan EC2 pun terkena imbas masalah,” ujar Pimpinan Evangelist Amazon Jeff Barr.
Penyedia server DNS dibutuhkan oleh website untuk menerjemahkan URL berbasis karakter yang diingat ke alamat protokol internet yang digunakan web untuk mendaftarkan diri mereka di internet.
Ketika DNS kebanjiran permintaan, maka sistem bisa tidak bisa menampung lagi, karena kapasitas yang terbatas sekaligus mencegah pengguna resmi mampu mengakses web tujuan mereka.
Badan Keamanan Layanan Web Amazon mengumumkan bahwa semua permasalahan telah berhasil diselesaikan.
Ultra DNS pernah mendapatkan serangan serupa pada awal tahun 2009 ini yang mempengaruhi Amazon, Salesforce.com dan situs lainnya. Goldberg menggambarkan bahwa serangan yang terjadi terakhir ini skalanya lebih kecil daripada sebelumnya.
Salah seorang ahli memperkirakan bahwa potensi serangan serupa akan meluas tidak hanya kepada DNS.
“Bisa saja lebih besar daripada apa yang terjadi dengan UltraDNS,” ujar Direktur Riset Packet Clearing House Bill Woodcock. Packet Clearing House mengoperasikan server domain di seluruh dunia.
“Sulit untuk bisa mengatakan seberapa besar serangan DDoS bisa terjadi dan dampak kerusakannya yang dirasakan dalam bentuk yang berbeda, layaknya efek domino,” ujar Bill.
“Ada beberapa masalah routing di beberapa jalur data internet di Eropa pada saat bersamaan yang akhirnya menyebabkan router penyedia layanan internet besar sampai ke titik kelebihan kapasitas dan hanya mampu melepaskan beberapa paket data saja,” tambah Bill.
Neustar, perusahaan yang menyediakan layanan DNS, UltraDNS mengkonfirmasi adanya serangan yang mengambil alih situs dan membuat layanan menjadi lambat.
Perwakilan perusahaan mangatakan, serangan itu memang ditujukan langsung ke fasilitas Neustar di Palo Alto dan San Jose, California.
Wakil Presiden bidang komunikasi korporat Neustar Allen Goldberg membenarkan terjadi serangan dan servernya mati.
Goldberg mengatakan bahwa perusahaan menerima sejumlah besar gangguan antrian secara tidak proporsional ke sistem, dan perusahaan menganalisa hal tersebut sebagai serangan.
Neustar melakukan respon dan mengatasi masalah dalam waktu satu jam. Respon yang dilakukan terbatas pada masalah yang terjadi hanya di bagian utara California.
“Belasan situs yang lebih kecil dan mengandalkan ke Amazon untuk layanan web-hosting juga terpengaruh serangan tersebut. Layanan Amazon S3 dan EC2 pun terkena imbas masalah,” ujar Pimpinan Evangelist Amazon Jeff Barr.
Penyedia server DNS dibutuhkan oleh website untuk menerjemahkan URL berbasis karakter yang diingat ke alamat protokol internet yang digunakan web untuk mendaftarkan diri mereka di internet.
Ketika DNS kebanjiran permintaan, maka sistem bisa tidak bisa menampung lagi, karena kapasitas yang terbatas sekaligus mencegah pengguna resmi mampu mengakses web tujuan mereka.
Badan Keamanan Layanan Web Amazon mengumumkan bahwa semua permasalahan telah berhasil diselesaikan.
Ultra DNS pernah mendapatkan serangan serupa pada awal tahun 2009 ini yang mempengaruhi Amazon, Salesforce.com dan situs lainnya. Goldberg menggambarkan bahwa serangan yang terjadi terakhir ini skalanya lebih kecil daripada sebelumnya.
Salah seorang ahli memperkirakan bahwa potensi serangan serupa akan meluas tidak hanya kepada DNS.
“Bisa saja lebih besar daripada apa yang terjadi dengan UltraDNS,” ujar Direktur Riset Packet Clearing House Bill Woodcock. Packet Clearing House mengoperasikan server domain di seluruh dunia.
“Sulit untuk bisa mengatakan seberapa besar serangan DDoS bisa terjadi dan dampak kerusakannya yang dirasakan dalam bentuk yang berbeda, layaknya efek domino,” ujar Bill.
“Ada beberapa masalah routing di beberapa jalur data internet di Eropa pada saat bersamaan yang akhirnya menyebabkan router penyedia layanan internet besar sampai ke titik kelebihan kapasitas dan hanya mampu melepaskan beberapa paket data saja,” tambah Bill.