Langsung ke konten utama

Mother's Day History


Contrary to popular belief, Mother's Day was not conceived and fine-tuned in the boardroom of Hallmark. The earliest tributes to mothers date back to the annual spring festival the Greeks dedicated to Rhea, the mother of many deities, and to the offerings ancient Romans made to their Great Mother of Gods, Cybele. Christians celebrated this festival on the fourth Sunday in Lent in honor of Mary, mother of Christ. In England this holiday was expanded to include all mothers and was called Mothering Sunday.

In the United States, Mother's Day started nearly 150 years ago, when Anna Jarvis, an Appalachian homemaker, organized a day to raise awareness of poor health conditions in her community, a cause she believed would be best advocated by mothers. She called it "Mother's Work Day."
Fifteen years later, Julia Ward Howe, a Boston poet, pacifist, suffragist, and author of the lyrics to the "Battle Hymn of the Republic," organized a day encouraging mothers to rally for peace, since she believed they bore the loss of human life more harshly than anyone else.

In 1905 when Anna Jarvis died, her daughter, also named Anna, began a campaign to memorialize the life work of her mother. Legend has it that young Anna remembered a Sunday school lesson that her mother gave in which she said, "I hope and pray that someone, sometime, will found a memorial mother's day. There are many days for men, but none for mothers."

Anna began to lobby prominent businessmen like John Wannamaker, and politicians including Presidents Taft and Roosevelt to support her campaign to create a special day to honor mothers. At one of the first services organized to celebrate Anna's mother in 1908, at her church in West Virginia, Anna handed out her mother's favorite flower, the white carnation. Five years later, the House of Representatives adopted a resolution calling for officials of the federal government to wear white carnations on Mother's Day. In 1914 Anna's hard work paid off when Woodrow Wilson signed a bill recognizing Mother's Day as a national holiday.

At first, people observed Mother's Day by attending church, writing letters to their mothers, and eventually, by sending cards, presents, and flowers. With the increasing gift-giving activity associated with Mother's Day, Anna Jarvis became enraged. She believed that the day's sentiment was being sacrificed at the expense of greed and profit. In 1923 she filed a lawsuit to stop a Mother's Day festival, and was even arrested for disturbing the peace at a convention selling carnations for a war mother's group. Before her death in 1948, Jarvis is said to have confessed that she regretted ever starting the mother's day tradition.

Despite Jarvis's misgivings, Mother's Day has flourished in the United States. In fact, the second Sunday of May has become the most popular day of the year to dine out, and telephone lines record their highest traffic, as sons and daughters everywhere take advantage of this day to honor and to express appreciation of their mothers.

Komentar

POPULAR

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...