Langsung ke konten utama

Jablay Online


Jablay online adalah sebutan untuk mereka yang menjajakan diri lewat internet, bisa jadi lewat chatting di YM maupun MIRC atau malah mempampang foto bugil mereka di situs jeejaring pertemanan atau bahkan blog pribadi.

Jumlah jablay online tiap tahunnya makin meningkat, mirisnya banyak jablay online yang merupakan siswi ataupun mahasiswa dari suatu perguruan tinggi. Ini disebabkan menjadi jablay online terkesan rahasia, dan mereka masih bisa menjalani hidup normal seperti teman-teman yang lain [tanpa terlihat menjajakan diri di jalan].

Sejatinya, tak banyak yang benar-benar menjadi jablay karena kehendak pribadi, kebanyakan mereka melakukannya karena terpasksa, terpaksa oleh keadaan. Tapi sayang itu dulu, dulu memang banyak siswi dan mahasiswi yang terpaksa menjadi jablay karena uang kiriman bulanan dari orang tua sering telat, merantau di tanah orang untuk makan saja pas-pasan atau bahkan tak ada untuk makan. Tapi trendnya semakin lama semakin berubah, mereka yang jadi jablay sekarang tak karena tak punya uang, melainkan ingin mempunyai uang lebih, atau lebih tepatnya ingin hidup mewah.

Mempunyai hp keluaran terbaru, mempunyai laptop keluaran terbaru, bisa belanja kapanpun mereka suka, and bla bla bla.... Mereka kebanyakan ingin seperti teman-temannya yang bisa hidup mewah. Ini terbukti dari 25% pelacur sukabumi adalah pelajar. Miris bukan? entah bagaimana orang tua mereka jika tau kelakuan mereka seperti itu.

Online memang bisa mendatangkan banyak manfaat, tapi online juga bisa mendatangkan banyak mudharat. Tergantung tiap individu untuk menyaring, dan memilah apa yang mau didapatkannya dari internet. Kita harus bijak menyikapinya, sudah bijakkah anda?

Penulis : Tatiana Lisdasari - Peserta Content Contest 2009

Komentar

POPULAR

Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Teori tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. i Arnold menyatakan para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka mendo...

Generasi Muda Wajib Tahu! Museum Tsunami Aceh Jadi Pusat Belajar Mitigasi

MUSEUM Tsunami Aceh kembali jadi sorotan. Kali ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ( Wamen Dukbangga ) atau Wakil Kepala BKKBN , Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka , berkunjung langsung untuk melihat bagaimana museum kebanggaan masyarakat Aceh ini terus hidup sebagai pusat edukasi kebencanaan, Kamis, 9 Oktober 2025.  Didampingi Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Isyana menegaskan bahwa museum ini punya peran strategis: bukan hanya monumen peringatan tsunami 2004 , tapi juga ruang belajar generasi muda tentang kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan keluarga. “Museum ini jadi pengingat dahsyatnya tsunami 2004, sekaligus tempat belajar bagi generasi yang saat itu belum lahir. Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang,” ujar Isyana, yang juga mengenang pengalamannya meliput langsung Aceh pascatsunami 20 tahun lalu. Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyambut hangat kunjungan ini. Ia menegaskan bahw...

Museum Tsunami Aceh Hadirkan Koleksi UNHCR sebagai Media Pembelajaran Kebencanaan

UPTD Museum Tsunami Aceh akan segera memperkaya koleksinya dengan penambahan barang-barang bersejarah berupa bantuan kemanusiaan yang digunakan pada masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca tsunami 2004. Koleksi ini akan disumbangkan oleh UNHCR Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap upaya pelestarian memori kolektif bencana dan pendidikan kebencanaan. Barang-barang yang akan diserahkan antara lain selimut, ember, perlengkapan dapur, dan tikar yang membawa logo UNHCR. Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Francis Teoh, menegaskan bahwa benda-benda tersebut bukan sekadar artefak, melainkan simbol nyata dari solidaritas global. “Barang-barang ini merupakan saksi bisu dari upaya kemanusiaan dunia yang menyatu dengan gelombang solidaritas untuk Aceh,” ujar Teoh, Sabtu, 27 September 2025. Teoh yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di UNHCR dan terlibat langsung dalam tanggap darurat tsunami Aceh, menambahkan bahwa Museum Tsunami Aceh adalah ruang pembelaj...